Rusmawati, sang Pejuang Pendidikan
Di Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara, kemiskinan banyak dialami kalangan komunitas nelayan. Dalam kondisi tersebut, akses terhadap pendidikan yang layak sangat sulit diperoleh. Banyak anak yang terpaksa putus sekolah, hal ini membuat Rusmawati, seorang aktivis dari LSM Hapsari tidak bisa berdiam diri.
Rusmawati, yang merupakan seorang aktivis yang fokus pada pemberdayaan perempuan, melihat adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses pendidikan di wilayah tersebut. Berbekal tekad dan semangat, ia memulai gerakan pendidikan dengan mendirikan Sanggar Belajar Anak. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pendidikan anak-anak setingkat Taman Kanak-Kanak di kawasan pesisir yang kekurangan fasilitas pendidikan ini. Usahanya dalam mendirikan Sanggar Belajar Anak telah membuahkan hasil, dengan Rusmawati meraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards pada tahun 2011 sebagai pengakuan atas kerja keras dan dedikasinya.
Sanggar Belajar Untuk Anak Tidak Mampu
Seiring berjalannya waktu, Rusmawati berhasil mendirikan lebih dari delapan sanggar di sekitar pesisir Serdang Bedagai. Ia juga berkomitmen untuk memberdayakan perempuan muda yang telah putus sekolah dengan memberikan pelatihan dalam pengajaran. Tujuannya adalah agar perempuan-perempuan ini bisa menjadi pengajar di sanggar-sanggar yang ada, menyebarkan ilmu yang telah mereka terima kepada warga lainnya. Selain itu, Rusmawati dan tim LSM-nya aktif melatih ibu-ibu wali murid agar dapat berorganisasi dengan baik dan berpartisipasi dalam diskusi mengenai isu-isu perempuan. Mereka juga diberdayakan untuk mandiri dalam berbagai usaha, seperti beternak, berkebun, dan membuat ikan asin.
Meskipun Rusmawati menghadapi berbagai kendala, termasuk kesulitan dalam mendapatkan dana untuk mendukung kegiatan sosialnya, ia tidak menyerah. Beruntung, ia memperoleh bantuan dari lembaga asing melalui LSM SPPN yang mendukung berbagai program penting seperti pendampingan komunitas perempuan pesisir, Sanggar Belajar Anak, dan konservasi pesisir. Program-program ini tidak hanya membantu pendidikan anak-anak tetapi juga berfokus pada pelestarian lingkungan dan pelayanan sosial untuk perempuan dan anak-anak.
Program Sanggar Belajar Anak yang dijalankan Rusmawati telah menunjukkan hasil yang positif. Ratusan anak di desa pesisir kini mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan melanjutkan ke Sekolah Dasar. Mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan, layanan kesehatan, serta bantuan perlengkapan sekolah. Keberhasilan ini tidak lepas dari keterlibatan komunitas dan dukungan dari berbagai pihak yang peduli.
Selain fokus pada pendidikan, Rusmawati juga aktif dalam kegiatan konservasi pesisir, terutama dalam penanaman pohon bakau. Program "Rehabilitasi Pengelolaan Hutan Bakau Berbasis Masyarakat" yang ia jalankan bekerja sama dengan pemerintahan Desa Bogak Besar dan melibatkan seluruh komunitas setempat. Hingga tahun 2008, lebih dari 6.000 bibit pohon bakau telah ditanam di pesisir pantai, berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan perlindungan terhadap pesisir.
Untuk mendukung pendanaan kegiatan sosialnya, Rusmawati bersama suaminya juga menjalankan usaha pembuatan batu bata. Keuntungan dari usaha ini digunakan untuk membiayai operasional Sanggar Belajar Anak dan kegiatan lainnya. Meski menghadapi tantangan seperti minimnya dukungan dari pemerintah daerah dan kesulitan dalam menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan, semangat Rusmawati tetap tinggi. Bantuan dari lembaga asing yang diterima melalui LSM SPPN sejak tahun 2007 telah memberikan dukungan yang sangat berarti bagi kelangsungan kegiatan sosialnya.
Rusmawati memahami bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci untuk mengatasi kemiskinan. Tanpa pendidikan yang memadai, masyarakat akan terjebak dalam siklus kemiskinan dan ketidakberdayaan. Dengan berfokus pada pendidikan anak-anak dan pemberdayaan perempuan, Rusmawati berusaha memutus siklus tersebut dan memberikan harapan baru bagi komunitas pesisir Serdang Bedagai.
Penutup
Kisah Rusmawati adalah contoh nyata dari keberanian dan dedikasi dalam menghadapi tantangan. Usahanya dalam meningkatkan pendidikan dan konservasi lingkungan di Serdang Bedagai memberikan inspirasi bagi banyak orang. Kini, saatnya generasi muda untuk melanjutkan perjuangan ini dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di komunitas mereka.
Penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011 yang diterima Rusmawati merupakan pengakuan atas kontribusinya yang signifikan dalam meningkatkan pendidikan dan kesadaran lingkungan. Rusmawati telah menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, perubahan positif dapat dilakukan meski menghadapi berbagai kesulitan.
Komentar
Posting Komentar